Monday, April 14, 2014

ASKEP MIOMA UTERI

ASKEP MIOMA UTERI
Mioma Uteri

A. Pengertian
Mioma uteri adalah tumor yang paling umum pada traktus genitalis (Derek Llewellyn- Jones, 1994).

Mioma uteri adalah
tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya (www. Infomedika. htm, 2004).

B. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom, khususnya pada kromosom lengan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah estrogen, progesteron dan human growth hormone.
  1. Estrogen
Mioma uteri dijumpai setelah menarke. Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium. Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis (50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia endometrium (9,3%).Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron (estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.
  1. Progesteron
Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.
  1. Hormon pertumbuhan
Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi sinergistik antara HPL dan Estrogen.

Dalam Jeffcoates Principles of
Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :
  1. Umur :
    Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35 – 45 tahun.

  1. Paritas :
    Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

  1. Faktor ras dan genetik :
    Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

  1. Fungsi ovarium :
    Diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan mengalami regresi setelah menopause. Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain. Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-like growth factor yang distimulasi oleh estrogen. Anderson
    dkk, telah mendemonstrasikan munculnya gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada usia dini.
Askep Mioma Uteri

C. Klasifikasi

Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan
uterus yang terkena
  1. Lokasi

    Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi. Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius. Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

  1. Lapisan Uterus

    Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
    • Mioma Uteri Subserosa

      Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat
      pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai mioma intraligamenter. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.

    • Mioma Uteri Intramural

      Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali
      rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot rahim dominan).

    • Mioma Uteri Submukosa

      Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor ini memperluas permukaan ruangan rahim.
      Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti. Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan histerektomi.
Askep Mioma Uteri


D. Komplikasi
  1. Pertumbuhan leimiosarkoma.

    Mioma dicurigai sebagai
    sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar, sekonyong – konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause.

  1. Torsi (putaran tangkai)

    Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.

  1. Nekrosis dan Infeksi

    Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.
Askep Mioma Uteri


E. Pemeriksaan Penunjang
  1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit : turun / meningkat, Eritrosit : turun.
  2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.
  3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa, konsistensi dan ukurannya.
  4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
  5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat menghambat tindakan operasi.
  6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi tindakan operasi.

F. Penatalaksanaan
Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan. Adapun cara penanganan pada myoma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan histerektomi total abdominal. Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy (TAH-BSO). TAH–BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic endrometriosis (Tucker, Susan Martin, 1998).
Askep Mioma Uteri


G. Diagnosa Keperawatan yang Muncul
  1. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasm pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik.

  1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot.

H. Intervensi

Diagnosa Keperawatan I

Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot dan system saraf akibat penyempitan kanalis servikalis oleh myoma

Tujuan :
Klien dapat mengontrol nyerinya dengan
criteria hasil mampu mengidentifikasi cara mengurangi nyeri, mengungkapkan keinginan untuk mengontrol nyerinya.

Intervensi :
  • Observasi adanya nyeri dan tingkat nyeri.
    Rasional : Memudahkan tindakan keperawatan
  • Ajarkan dan catat tipe nyeri serta tindakah untuk mengatasi nyeri
    Rasional : Meningkatkan persepsi klien terhadap nyeri yang dialaminya.
  • Ajarkan teknik relaksasi
    Rasional : Meningkatkan kenyamanan klien
  • Anjurkan untuk menggunakan kompres hangat
    Rasional : Membantu mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien
  • Kolaborasi pemberian analgesik
    Rasional : Mengurangi nyeri

Diagnosa Keperawatan II :

Gangguan eliminasi
urine (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik / motorik.

Tujuan :
Pola eliminasi urine ibu kembali normal dengan criteria hasil ibu memahami terjadinya retensi urine, bersedia melakukan tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan retensi urine.

Intervensi :
  • Catat pola miksi dan monitor pengeluaran urine
    Rasional : Melihat perubahan pola eliminasi klien
  • Lakukan palpasi pada kandung kemih, observasi adanya ketidaknyamanan dan rasa nyeri.
    Rasional : Menentukan tingkat nyeri yang dirasakan oleh klien
  • Anjurkan klien untuk merangsang miksi dengan pemberian air hangat, mengatur posisi, mengalirkan air keran.
    Rasional : Mencegah terjadinya retensi urine



Daftar Pustaka
Bagian Obstetri & Ginekologi FK. Unpad. 1993. Ginekologi. Elstar.
Bandung
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta
Galle, Danielle. Charette, Jane.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC. Jakarta
Hartono, Poedjo. 2000. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI
Denpasar. Mimbar Vol.5 No.2 Mei 2001
Saifidin, Abdul
Bari,dkk. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta

ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

A. Definisi kehamilan ektopik

.Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)
.Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.(Sarwono Prawiroharjho, 2005)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri. (kapita selekta kedokteran,2001)
Dari kedua difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri.
Penyebab kehamilan ektopik terganggu

B. Etiologi
Berbagai macam faktor berperan dalam meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik. Semua faktor yang menghambat migrasi embrio ke kavum uteri menyebabkan seorang ibu semakin rentan untuk menderita kehamilan ektopik. Beberapa faktor yang dihubungkan dengan kehamilan ektopik diantaranya:
1. Faktor dalam lumen tuba:
a. Endosalpingitis, menyebabkan terjadinya penyempitan lumen tuba
b. Hipoplasia uteri, dengan lumen tuba menyempit dan berkelok-kelok
c. Operasi plastik tuba dan sterilisasi yang tidak sempurna dan menyebabkan lumen tuba menyempit
2. Faktor pada dinding tuba:
a. Endometriosis, sehingga memudahkan terjadinya implantasi di tuba
b. Divertikel tuba kongenital, menyebabkan retensi telur di tempat tersebut
3. Faktor di luar dinding tuba:
a. Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba, mengakibatkan terjadinya hambatan perjalanan telur
b. Tumor yang menekan dinding tuba, menyebabkan penyempitan lumen tuba
c. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
4. Faktor lain:
a. Hamil saat berusia lebih dari 35 tahun
b. Migrasi luar ovum, sehingga memperpanjang waktu telur yang dibuahi sampai ke uterus
c. Fertilisasi in vitro
d. Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
e. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
f. Merokok
g. Penggunaan dietilstilbestrol (DES)
h. Uterus berbentuk huruf T
i. Riwayat operasi abdomen
j. Kegagalan penggunaan kontrasepsi yang mengandung progestin saja
k. Ruptur appendix
l. Mioma uteri
m. Hidrosalping

C. Macam-macam kehamilan ektopik
Menurut Taber (1994), macam-macam kehamilan ektopik berdasarkan tempat implantasinya antara lain :
1. Kehamilan Abdominal
Kehamilan/gestasi yang terjadi dalam kavum peritoneum.
(sinonim : kehamilan intraperitoneal)
2. Kehamilan Ampula
Kehamilan ektopik pada pars ampularis tuba fallopii. Umumnya berakhir sebagai abortus tuba.
3. Kehamilan Servikal
Gestasi yang berkembang bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dalam kanalis servikalis uteri.
4. Kehamilan Heterotopik Kombinasi
Kehamilan bersamaan intrauterine dan ekstrauterin.
5. Kehamilan Kornu
Gestasi yang berkembang dalam kornu uteri.
6. Kehamilan Interstisial
Kehamilan pada pars interstisialis tuba fallopii.
7. Kehmailan Intraligamenter
Pertumbuhan janin dan plasenta diantara lipatan ligamentum latum, setelah rupturnya kehamilan tuba melalui dasar dari tuba fallopii.
8. Kehamilan Ismik
Gestasi pada pars ismikus tuba fallopii.
9. Kehamilan Ovarial
Bentuk yang jarang dari kehamilan ektopik dimana blastolisis berimplantasi pada permukaan ovarium.
10. Kehamilan Tuba
Kehamilan ektopik pada setiap bagian dari tuba fallopii.

D. Patofisiologi
Pada kehamilan normal, proses pembuahan (pertemuan sel telur dengan sperma) terjadi pada tuba, kemudian sel telur yang telah dibuahi digerakkan dan berimplantasi pada endometrium rongga rahim. Kehamilan ektopik yang dapat disebabkan antara lain faktor di dalam tuba dan luar tuba, sehingga hasil pembuahan terhambat/tidak bisa masuk ke rongga rahim, sehingga sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi (menempel) di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain rongga rahim, antara lain di tuba falopii (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut. Yang terbanyak terjadi di tuba falopii (90%).

E. Manifestasi Klinik
Gambaran klinik kehamilan ektopik sangat bervariasi tergantung dari ada tidaknya ruptur. Triad klasik dari kehamilan ektopik adalah nyeri, amenorrhea, dan perdarahan per vaginam. Pada setiap pasien wanita dalam usia reproduktif, yang datang dengan keluhan amenorrhea dan nyeri abdomen bagian bawah, harus selalu dipikirkan kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik.
Selain gejala-gejala tersebut, pasien juga dapat mengalami gangguan vasomotor berupa vertigo atau sinkop; nausea, payudara terasa penuh, fatigue, nyeri abdomen bagian bawah,dan dispareuni. Dapat juga ditemukan tanda iritasi diafragma bila perdarahan intraperitoneal cukup banyak, berupa kram yang berat dan nyeri pada bahu atau leher, terutama saat inspirasi.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan nyeri tekan pelvis, pembesaran uterus, atau massa pada adnexa. Namun tanda dan gejala dari kehamilan ektopik harus dibedakan dengan appendisitis, salpingitis, ruptur kista korpus luteum atau folikel ovarium. Pada pemeriksaan vaginal, timbul nyeri jika serviks digerakkan, kavum Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.
Pada umumnya pasien menunjukkan gejala kehamilan muda, seperti nyeri di perut bagian bawah, vagina uterus membesar dan lembek, yang mungkin tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang mengandung hasil konsepsi menjadi sukar diraba karena lembek.
Nyeri merupakan keluhan utama. Pada ruptur, nyeri terjadi secara tiba-tiba dengan intensitas tinggi disertai perdarahan, sehingga pasien dapat jatuh dalam keadaan syok. Perdarahan per vaginam menunjukkan terjadi kematian janin.
Amenorrhea juga merupakan tanda penting dari kehamilan ektopik. Namun sebagian pasien tidak mengalami amenorrhea karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.
Secara umum, tanda dan gejala kehamilan ektopik adalah:
1. Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau spotting atau perdarahan vaginal
2. Menstruasi abnormal
3. Abdomen dan pelvis yang lunak
4. Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan. Dapat ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.
5. Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
6. Massa pelvis
7. Kuldosentesis. Untuk identifikasi adanya hemoperitoneum yang ditandai.
Beberapa gejala berikut dapat membantu dalam mendiagnosis kehamilan ektopik:
1. Nyeri: Nyeri panggul atau perut hampir terjadi hampir 100% kasus kehamilan ektopik. Nyeri dapat bersifat unilateral atau bilateral , terlokalisasi atau tersebar.
2. Perdarahan: Perdarahan abnormal uterin, biasanya membentuk bercak. Biasanya terjadi pada 75% kasus
3. Amenorhea: Hampir sebagian besar wanita dengan kehamilan ektopik yang memiliki berkas perdarahan pada saat mereka mendapatkan menstruasi, dan mereka tidak menyadari bahwa mereka hamil
F. Pemeriksaan Diagnosis
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara ditegakkan, antara lain dengan :
1. Anamnesis dan gejala klinis
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum.
2. Pemeriksaan fisik
a. Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
b. Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
c. Pemeriksaan ginekologis
d. Pemeriksaan dalam: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat.
b. USG :
- Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
- Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
- Adanya massa komplek di rongga panggul
c. Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah.
d. Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.
e. Ultrasonografi berguna pada 5 – 10% kasus bila ditemukan kantong gestasi di luar uterus.
G. Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.
H. Komplikasi
Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder akibat kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat, atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan terjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung lokasi kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan masif, syok, DIC, dan kematian.
Komplikasi yang timbul akibat pembedahan antara lain adalah perdarahan, infeksi, kerusakan organ sekitar (usus, kandung kemih, ureter, dan pembuluh darah besar). Selain itu ada juga komplikasi terkait tindakan anestesi.
I. Diagnosis Bandung
Kehamilan tuba memiliki gejala-gejala yang mirip dengan penyakit lain, terutama dengan infeksi daerah pelvis. Beberapa kelainan yang memiliki gejala mirip dengan kehamilan tuba antara lain adalah:
1. Salpingitis
Terjadi pembengkakan dan pembesaran tuba bilateral, demam tinggi dan tes kehamilan negatif. Dapat ditemukan getah serviks yang purulen.
2. Abortus (imminens atau inkomplitus)
Gejala klinik yang dominan adalah perdarahan, umumnya terjadi sebelum ada nyeri perut. Perdarahan berwarna merah, bukan coklat tua seperti pada kehamilan ektopik. Nyeri perut umumnya bersifat kolik dan kejang (kram). Uterus membesar dan lembek, terdapat dilatasi serviks. Hasil konsepsi dapat dikenali dari pemeriksaan vagina.
3. Appendisitis
Daerah yang lunak terletak lebih tinggi dan terlokalisir di fossa iliaka kanan. Bisa ditemukan pembengkakkan bila ada abses apendiks, namun tidak terletak dalam di pelvis seperti pada pembengkakan tuba. Demam lebih tinggi dan pasien terlihat sakit berat. Tes kehamilan menunjukkan hasil negatif.
4. Torsio kista ovarium
Teraba massa yang terpisah dari uterus, sedangkan kehamilan tuba umumnya terasa menempel pada uterus. Perut lunak dan mungkin terdapat demam akibat perdarahan intraperitoneal. Tanda dan gejala kehamilan mungkin tidak ditemukan namun ada riwayat serangan nyeri berulang yang menghilang dengan sendirinya.
5. Ruptur korpus luteum
Sangat sulit dibedakan dengan kehamilan tuba, namun ruptur korpus luteum sangat jarang ditemukan.

ASUHAN KEPERAWATAN POST OP O/K KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU, MIOMA UTERI+HIDROSALPING


1. Pengkajian
a. Nyeri
b. Sulit tidur
c. Merasa panas
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan kulit sekunder akibat sectio caesaria ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi
b. Ansietas yang berhubungan dengan kritisituasi, ancaman yang dirasakan dari kesejahteraan maternal yang ditandai dengan pasien mengatakan sulit tidur
3. Rencana keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan diskontinuitas jaringan kulit sekunder akibat sectio caesaria ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi
Tujuan : nyeri berkurang
Intervensi :
1) Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri, perhatikan isyarat verbal dan non verbal setiap 6 jam
Rasional : menentukan tindak lanjut intervensi.
2) Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap 6 jam
Rasional : nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah meningkat, nadi, pernafasan meningkat
3) Kaji stress psikologis ibu dan respons emosional terhadap kejadian
Rasional : Ansietas sebagai respon terhadap situasi dapat memperberat ketidaknyamanan karena sindrom ketegangan dan nyeri.
4) Terapkan tehnik distraksi (berbincang-bincang)
Rasional : mengalihkan perhatian dari rasa nyeri
5) Ajarkan tehnik relaksasi (nafas dalam) dan sarankan untuk mengulangi bila merasa nyeri
Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan otot-otot sehingga nmengurangi penekanan dan nyeri.
6) Beri dan biarkan pasien memilih posisi yang nyaman
Rasional : mengurangi keteganagan area nyeri.
7) Kolaborasi dalam pemberian analgetika.
Rasional : analgetika akan mencapai pusat rasa nyeri dan menimbulkan penghilangan nyeri.
b. Ansietas yang berhubungan dengan kritisituasi, ancaman yang dirasakan dari kesejahteraan maternal yang ditandai dengan pasien mengatakan sulit tidur
Tujuan : ansietas berkurang, pasien dapat menggunakan sumber/system pendukung dengan efektif.
Intervensi :
1) Kaji respons psikologi pada kejadian dan ketersediaan sitem pendukung.
Rasional : Makin ibu meraakan ancaman, makin besar tingkat ansietas.
2) Tetap bersama ibu, dan tetap bicara perlahan, tunjukan empati. Rasional : membantu membatasi transmisi ansietas interpersonal dan mendemonstrasakan perhatian terhadap ibu/pasangan.
3) Beri penguatan aspek positif pada dari ibu
Rasional : membantu membawa ancaman yang dirasakan/actual ke dalam perspektif.
4) Anjurkan ibu pengungkapkan atau mengekspresikan perasaan. Rasional : membantu mengidentifikasikan perasaan dan memberikan kesempatan untuk mengatasi perasaan ambivalen atau berduka. Ibu dapat merasakan ancaman emosional pada harga dirinya karena perasaannya bahwa ia telah gagal, wanita yang lemah.
5) Dukung atau arahkan kembali mekanisme koping yang diekspresikan. Rasional : Mendukung mekanisme koping dasar dan otomatis meningkatkan kepercayaan diri serta penerimaan dan menurunkan ansietas.
6) Berikan masa privasi terhadap rangsangan lingkungan seperti jumlah orang yang ada sesuai keinginan ibu.
Rasional : Memungkinkan kesempatan bagi ibu untuk memperoleh informasi, menyusun sumber-sumber, dan mengatasi cemas dengan efektif.


Askep KET
Pengkajian :Biodata, KU, RPS, RPMsL, Status Obgin, R/Kesh klg, dll
Px/ Fisik
Px/ Ginekologi : VT dan RT
Px/ Lab : Hb, Test gravid (+), kuldosintesis, USG, Laparatoskopi
Dx/ Kep KET
Ggn pemenuhan keb. Cairan tubuh b/d perdarahan
Ggn rasa nyaman (nyeri) b/d pembesaran buah kehamilan extrauterin
Resiko shock b/d perdarahan hebat
Ggn psikologis (cemas) b/d krg penget. Ttg kesuburan yg mengancam

1. GGn pemenuhan keb. Cairan tubuh b/d perdarahan
Intervensi :
Kaji perdarahan (juml, warna, gumpalan)
Cek. Hb.
Anjurkan banyak minum
Anjurkan Bed rest
Kolab. Dgn tim medis : transfusi drh

2. Ggn rasa nyaman (nyeri) b/d pembesaran buah kehamilan extrauterin
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri klien
Durasi, lokasi, frekw, jenis nyeri (akut, kronik, mendadak, terus2)
Cipt. Lingk. Yg nyaman
Ajarkan tehnik relaxasi dan distraksi
Kompres dingin
Posisi yg nyaman
Kolab. Dg tim medis : analgetik
3. Resiko shock hypovolemik b/d perdarahan hebat
Intervensi :
Monitor vital sign
Kaji perdarahan
Cek Hb.
Pasang infus
Check gol. Drh
Kolab. Dgn tim medis : transfusi darah
Obs. Tanda shock

4. Ggn psikologis (cemas) b/d krg penget. Ttg kesuburan yg mengancam
Intervensi :
Kaji tkt kecemasan
Kaji tkt penget.
Ajari pasien untuk lbh terbuka
Beri penjelasan ttg proses peny.
Anjurkan klg untuk memberi support system

ASKEP MATERNITAS-ANTENATAL CARE

ASKEP MATERNITAS-ANTENATAL CARE
ANTE NATAL CARE
 A.    PENGERTIAN
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan pada pertumbyhan dan perkembangan jan in dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan pada ibunya disebut ante natal care.
B.     TUJUAN
1.     Tujuan Ante Natal Care
1.      Pengawasan hamil untuk mendapatkan hal sebagai berikut:
1)      Kesehatan umum ibu
2)      Penegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan
3)      Menegakkan secara dini komplikasi kehamilan
4)      Menerapkan resiko kehamilan
a)      Resiko tinggi
b)      Resiko meragukan
c)      Resiko rendah
1.     Menyiapkan persalinan menuju Well Boren Baby dan Well Health Monther
2.     Mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi
3.     Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu optimal saat akhir kala nifas
4.     Tujuan Pre Natal Care
1.      Pengawasan janin dalam rahim yang dapat di tentekan dengan pemeriksaan khusus
2.      Mengurangi kejadian abortus, prematuritas dan gangguan neonatus
3.      Evaluasi kala I dan kala II sehingga tercapai Well Boren Baby dan Well Health Monther



C.    TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala ( keluhan) normal pada wanita hamil adalah:
1.     Morning Sicknees
2.     Emesis gravidalum
3.     Kaki kram
4.     Varises tampak
5.     Sesak bagian bawah
6.     Pinggang pegal
7.     Edema
8.     Hemoroit

D.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.     Laboratorium
1.      Darah
Hb, glukosa darah, golongan darah, VDRL
1.     Urin
1)      Warna, bau dan kejernihan
2)      Protein, glukosa, nitrit dan uringarvindek
1.     Radiologi
USG dan pelvimetri
1.     Biakan
Usap vaginal
E.     PERUBAHAN-PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN
1.     Trimester I (0-12 mg)
Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-gejala yang berasal dari buah kehamilan yaitu dari janin dan plasenta.
1.     Adanya human chorionic gonadotropic ( HCG) dalam air kemih.
2.     Masalah gastrointestinal
1)      Mual dan muntah(4-6 minggu)
2)      morning sickness
3)      anoreksia
4)      Saliva berlebihan
5)      Tak tahan terhadap bau–bau tertentu
1.     Pengaruh hormon estrogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi.
1.     Perubahan janin
1)      Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
2)      pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
3)      Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan
1.     Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
1.     Tanda-tanda hebat
Pada pemeriksaan dalam secara bimanual didapatkan seolah-olah jari-jari yang diluar bertemu dengan jari-jari yang ada didalam, hal ini sebabkan oleh bertambahnya jumlah pembuluh darah pada rahim.
1.     Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung kemih sehingga didapatkan ibu sering kencing
1.     Kardiovaskuler
1)      Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus posisi jantung pada bagian kiri atas
2)      Kardiak output
a)      Denyut jantung meningkat
b)      Nadi meningkat ± 10-15  x /menit
c)      Filtrasi ginjal meningkat
d)     transportasi oksigen meningkat
1.     Uterus
1)      Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volumenya 10 cc
2)      Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
3)      Ismus hipertropi, panjang, lunak
1.     Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
1.     Vagina
1)      Peningkatan vaskularisasi
2)      Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
1.     Respirasi
1)      Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
2)      Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya carbon dioksida dari janin ke ibu
3)      Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
1.     Muskuluskeletal
1)      Relaksasi persendian
2)      Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
3)      Perubahan postural
a)      Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang belakang
b)      Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdsorong kedepan
1.     Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi, kloasma, linianigra dan strie gravidalum

1.     Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis
1.     Uterus
1)      uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
2)      dinding uterus tipis dan lunak
3)      fetus dapat di palpasi pada abdomen
4)      uterus jadi bentuk ovale
5)      Adanya kontraksi” braxson his”
1.     Servik
1)      terus memanjang
2)      Adanya mucous plag
3)      Sel otot hipertropi
4)      Kelenjar serviks aktif
1.     Vagina
1)      Sel otot hipertropi
2)      Mukosa tebal
3)      Adanya lorchea
4)      PH asam : 3,5-6,0
1.     Payudara
1)      Duktus dan alveoli hipertropi
2)      areola dan putting membesar
3)      Mulai ada sekresi kolostrum
1.     Sistem kardiovaskuler
1)      volume darah meluas
2)      Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah merah
3)      Output meningkat 30-50 %
4)      stroke volume meningkat
5)      tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
6)      Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
1.     Sistem respiratory
1)      Oksigen dalam darah meningkat
2)      Pernafasan lebih dalam
3)      volume darah stabil
4)      Kebutuhan oksigen meningkat
5)      Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan sulit/sesak nafas
1.     Sistem Urinary
1)      Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
2)      udema fisiologis pada kandung kemih
3)      frekuensi berkemih menurun
4)      Dilatasi ginjal dan ureter
5)      Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
6)      Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
7)      Aliran plasma renal meningkat
8)      Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam air meningkat
1.     Sistem muskulus keletal
1)      Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis fisiologis
2)      Kram pada kaki
1.     sistem integumen
1)      Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
2)      adanya linianigra
3)      vaskuler adanya palmar eritema
4)      rambut menjadi lebih halus
5)      Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
1.     Sisten gastrointestinal
1)      Mulut dan gigi
Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
2)      Esofagus dan gaster
a)      Kapasitas lambung menurun
b)      sekresi asam hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun
3)      Liver
Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan globulin
4)      Pankreas
a)      Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada sel-sel beta
b)      Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus gestasional
5)      Intestinal
Pengosongan lambung meningkat
Absorbsi  nutrien dan air meningkat
1.     Sistem endokrin
1)      Pituitary
Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon
Prolaktin meningkat
2)      Tiroid
a)      Vaskularisasi meningkat
b)      Meningkatnya T3 dan T4
c)      BMR meningkat
3)      Paratiroid
Hiperplasia, sekresi hormon meningkat
4)      Adrenal
a)      Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat
b)      Level kortisol meningkat
c)      Level aldesteron meningkat
5)      Plasenta
Fungsi utuh dan komplek

Perubahan Psikologis
1.     Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being” menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
2.     Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.

1.     Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin, internalisasi dan fantasi.
1.     Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
1.     Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang membutuhkan support.
1.     Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
1.     Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai dapat diobservasi.
1.     Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu mungkin menarik diri dari orang lain

1.     Trimester ketiga ( 28 minggu – kehamilan berakhir / 38-42 minggu )
Perubahan fisiologis
1.     Sistem reproduksi
1)      Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis, kontraksi “broxon hicks” semakin jelas.
2)      Serviks
Effousment, pengeluaran mukosa.
3)      Vagina
Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea
4)      Payudara
Membesar, tegang, colusterum keluar.
1.     Sistem kardiovaskuler
1)      COP meningkat 40 %
2)      volume darah ibu meningkat 30 – 50 %
3)      HR meningkat 15 kali/menit
4)      Stroke volume meningkat
5)      Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan masalah jantung
1.     Sistem pernafasan
1)      Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas
2)      Iga-iga ekspansi
3)      Kebutuhan oksigen meningkat
1.     Sistem perkemihan
1)      Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat
2)      Frekwensi miksi meningkat
3)      Kosentrasi albumin plasma menurun
1.     Sistem muskuloskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas – rebas ekstremitas
1.     Sistem integumen
1)      Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
2)      Rambut tipis dan rontok
3)      Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
1.     Sistem gastrointestinal
1)      Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
2)      Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
3)      Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
1.     Sistem endokrin
1)      Pituitary
Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
2)      Tiroid
BMR meningkat
3)      Plasenta
Fungsi maksimal

Perubahan Psikologis Ibu
1.     Penerimaan terhadap janin meningkat
2.     Fantasi terhadap perubahan peran
3.     Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
4.     Fokus perhatian pada persalinan
5.     Menaruh perhatian pada persalinan

Perubahan Psikologis Ayah
1.     Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal freedom, covvod sindrom berat
2.     Parent hood, fantasi, bicara dengan  calon ayah lain

G.    PENGKAJIAN
Pengkajian dasar pada klien:
1)      Aktifitas dan istirahat
a)      Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu pertama. Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu kehamilan akhir
b)      Denyut nadi meningkat 10-15x/menit
c)      Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume darah
d)     varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester III
e)      Episode sinkope
2)      Integritas Ego
a)      Menunjukkan perubahan persepsi diri
b)      Body image rendah
3)      Eliminasi
a)      Perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi
b)      Peningkatan frekuensi berkemih
c)      Peningkatan berat jenis urin
d)     Timbulnya hemoroid
4)      Makanan dan Cairan
a)      Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi
b)      Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada trimester II &III
c)      Membran mukosa kering, hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi perdarahan
d)     Hb dan Ht rendah, mungkin di temui anemia fisiologis
e)      Glukus dan edema


5)      Nyeri dan Ketidaknyamanan
a)      Kram kaki
b)      Nyeri tekan dan bengkak pada payudara
c)      kontraksi brakson hicks setelah 28 minggu
d)     Nyeri punggung
6)      Pernafasan
a)      Mukosa nampak lebih merah dari biasanya
b)      frekwensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi uterus
c)      pernafasan thorakal
7)      Keamanan
a)      suhu tubuh 36 – 37ºC
b)      DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 –20 minggu
c)      gerakan janin terasa pada usia kehamilan 20 minggu
d)     Quickening pada usia kehamilan 16 – 20 minggu
e)      Ballotement ada pada bulan ke 4 dan ke 5
8)      Sexualitas
a)      Berhentinya menstruasi
b)      Perubahan respon / aktifitas seksual
c)      Leukhorea
d)     Peningkatan secara progresif ukuran uterus
e)      Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola
f)       Perubahan pigmentasi kloasma, lineanigra, palmaleritema, spindernevi, strie gravidarum
g)      Tanda-tanda hegar, chadwick positif

9)      Interaksi sosial
a)      Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi
b)      Tahap maturasi / perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor kehamilan
c)      Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional
10)  Penyuluhan/ Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, dan keadaan ekonomi
11)  Pemeriksaan Diagnostik
a)      Darah : Hb, golongan darah, skrening HIV, hepatitis
b)      skrening untuk TBC paru, tuberubela
c)      tes serum HSG

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.     Trimester I
1.      Risiko tinggi terhadapperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual, muntah
2.      Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan hormonal
3.      Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan yang berlebihan ( muntah )

1.     Trimester II
1.      Risiko tinggi terhadap perubahan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, respon orang lain
2.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus
3.      Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius dan higienis buruk
2.     Trimester III
1.      Perubahan pola seksual berhubungan dengan  perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan
2.      Kurangnya pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai persiapan untuk persalinan / kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya pengalaman, kesalahan interprestasi informasi

I.  Rencana Asuhan Keperawatan
Trimester 1
1.     Resiko tinggi terhadap perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan, mual atau muntah
Hasil yang di harapkan
1.     BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
2.     Mengikuti diet yang dianjurkan
3.     Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai   resep
4.     Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi
1.     Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan mengunakan batasan 24 jam.
2.     Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet prenatal an suplemen vitamin atau zat besi setiap hari
3.     Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama kehamilan
4.     Timbang BB klien pastikan BB pregravida biasanya
5.     Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual dan muntah
6.     Pantau kadar HB atau HL
7.     Tes urin aleton, albumin dan glukosa
8.     Ukur pembesaran uterus
Kolaborasi
Buat rujukan sesui indikasi

1.     Ketidak nyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
Hasil yang di harapkan
-       Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan ketidak nyamanan
-       Melaporkan hasil penatalaksanaan ketidak nyamanan
Catat adanya rasa tidak nyaman
1.     Evaluasi derajat ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal
2.     Tekankan pentingnya menghindari manipulasi putting berlebihan
3.     Intruksikan penggunaan kompres es, panas atau anestesi lokal ajari cara untuk memasukkan kembali hemoroid dengan penggunaan jari yang di beri pelumas. Anjurkan diet tinggi serat buah dan sayuran. Anjurkan mandi Anjurkan secara perodik meningikan bokong dengan bantal
Kram kaki :intruksikan untuk posisi dorso fleksi telapak kaki diekstensikan serta menggurangi makan keju dan susu.
1.     Lokhea : anjurkan mandi teratur dan perawatan perneal, menggunakan celana dari katun, dari tepung kanji untuk mengabsorbsi
Hindari penggunaan bedak talk
1.     Mual atau muntah :anjurkan untuk meningkatkan asupan karbohidrat saat banggun tidur ,makan sedikit tapi sering dan hindarkan bau-bauan yang menyengat
2.     Hidung yang tersumbat anjurkan penggunaan udara yang di lembabkan dan hindari semprotan nasal dan obat yang menghilangkan mampet
3.     Kaji tingkat kelelahan dan sifat dasar komitmen keluarga/pekerjaan.
Kolaborasi :
Penambahan suplemen kalsium per hari

1.     Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan (muntah)
Hasil yang diharapkan :
-       Menurunkan keparahan mual dan muntah.
-       Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
-       Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi
1.     Auskultasi DJJ
2.     Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah
3.     Tinjau ulang riwayat medis lain (ulkus peptikum, gastritis, kolesistisis)
4.     Anjurkan klien mempertahankan masukan/ haluaran cairan, tes urin dan penurunan BB per hari
5.     Kaji suhu dan turgor kulit membrane mukosa dan tekanan darah, masukan dan haluaran urin, timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
6.     Anjurkan meningkatkan masukan cairan (minuman) berkarbonat, makan 6x/hr dengan jumlah yang sedikit dan makan tinggi serat (popcorn,roti sebelum tidur)

Trimester II
1.     Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi perubahan biofisik, respon orang lain
Hasil yang diharapkan :
-       Menggunakan adptasi secara bertahap untuk mengubah citra tubuh
-       Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan berpakaian dengan pakaian yang tepat dan berhak tinggi.
Intervensi
·        Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh
·        Mendiskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien terhadap perubahan.
·        Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
·        Diskusikan metode perawatan  kulit dan berias, menggunakan kaos kaki penyokong pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
·        Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan kelas-kelas menjadi orang tua.
2.     Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma dank arena pembesaran uterus.
Hasil yang diharapkan :
-    Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
-    Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafaskan.
Intervensi :
1.     Kaji status pernafasan (sesak nafas, kelelahan)
2.     Pantau masalah medis sebelumnya (alergi, asma, TBC).
3.     Kaji kadar Hb/Ht, tekankan pentingnya suplemen vitamin.
4.     Berikan nformasi tentang rasional kesulitan bernafas dan program aktivitas/latihan yang realistis. Anjurkan untuk meningkatkan istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu dan latihan ringan seperti berjalan.
5.     Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, missal postur yang baik, hindari merokok, makan sedikit tapi sering, posisi semi fowler.
3.     Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius praktik hygiene yang buruk.
Hasil yang diharpkan :
-       Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
-       Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
-       Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
1.     Berikan informasi tentang tanda infeksi saluran kemih. Tekankan perlunya melaporkan tanda-tanda infeksi pada pemberi pelayanan kesehatan serta tidak minum obat sampai pemberitahuan selanjutnya.
2.     Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh sebelum dan saat memegang makanan serta setelah toileting.
3.     Anjurkan klien minum gelas 6-8gelas ciran per hari.
4.     Anjurkan klien mempraktikan latihan kegel sepanjang hari.
5.     Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun dan hindari mandi dengan menggunakan bath bila klien mempunyai riwayat ISK.
Kolaborasi :
-       Sample urin untuk pemeriksaan mikroskopik ph.
-       Lekosit, kultur dan sensitifitas.

Trimester III
1.     Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan salah pengertian/merasa takut.
Hasil yang diharapkan :
-       Mendiskusikan masalah yang dengan hubungan isu-isu seksualitas pada trimester III.
-       Mengekspresikan kepuasan bersama dengan hubungan seksual.
Intervensi :
1.     Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual.
2.     Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual, berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
3.     Berikan informasi tentang metode-metode alternative untuk mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan keintiman.
4.     Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi diatas.
5.     Anjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat menurunkan hasrat untuk koitus.
Kolaborasi :
-       Rujuk konseling bila masalah tidak teratasi.

1.     Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk persalinan/kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya pemajanan/pengalaman kesalahan interprestasi informasi.
Hasil yang diharapkan :
-       Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan persalinan.
-       Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dapat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.
-       Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran bayi.
Intervensi :
Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal berkenaan persalinan.
Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan, bedakan antara persalinan palsu dan benar, diskusikan tahap-tahap persalinan.
Berikan informasi verbal/tertulis tentang perawatan bayi, perkembangan dan pemberian makanan, kaji keyakinan budaya.
Lakukan orientasi terhadap rumah sakit dan rumah bersalin.



DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. (2001).Kapita selekta  penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC.
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
Donges, RE.(2001). Rencana PASKEP MATERNITAS-ANTENATAL CARE
ANTE NATAL CARE
 A.    PENGERTIAN
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan pada pertumbyhan dan perkembangan jan in dalam rahim. Sedangkan pengawasan sebelum persalinan terutama di tujukan pada ibunya disebut ante natal care.
B.     TUJUAN
1.     Tujuan Ante Natal Care
1.      Pengawasan hamil untuk mendapatkan hal sebagai berikut:
1)      Kesehatan umum ibu
2)      Penegakkan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan
3)      Menegakkan secara dini komplikasi kehamilan
4)      Menerapkan resiko kehamilan
a)      Resiko tinggi
b)      Resiko meragukan
c)      Resiko rendah
1.     Menyiapkan persalinan menuju Well Boren Baby dan Well Health Monther
2.     Mempersiapkan pemeliharaan bayi dan laktasi
3.     Mengantarkan pulihnya kesehatan ibu optimal saat akhir kala nifas
4.     Tujuan Pre Natal Care
1.      Pengawasan janin dalam rahim yang dapat di tentekan dengan pemeriksaan khusus
2.      Mengurangi kejadian abortus, prematuritas dan gangguan neonatus
3.      Evaluasi kala I dan kala II sehingga tercapai Well Boren Baby dan Well Health Monther



C.    TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala ( keluhan) normal pada wanita hamil adalah:
1.     Morning Sicknees
2.     Emesis gravidalum
3.     Kaki kram
4.     Varises tampak
5.     Sesak bagian bawah
6.     Pinggang pegal
7.     Edema
8.     Hemoroit

D.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.     Laboratorium
1.      Darah
Hb, glukosa darah, golongan darah, VDRL
1.     Urin
1)      Warna, bau dan kejernihan
2)      Protein, glukosa, nitrit dan uringarvindek
1.     Radiologi
USG dan pelvimetri
1.     Biakan
Usap vaginal
E.     PERUBAHAN-PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN
1.     Trimester I (0-12 mg)
Seseorang yang mengalami kehamilan akan menunjukkkan gejala-gejala yang berasal dari buah kehamilan yaitu dari janin dan plasenta.
1.     Adanya human chorionic gonadotropic ( HCG) dalam air kemih.
2.     Masalah gastrointestinal
1)      Mual dan muntah(4-6 minggu)
2)      morning sickness
3)      anoreksia
4)      Saliva berlebihan
5)      Tak tahan terhadap bau–bau tertentu
1.     Pengaruh hormon estrogen
Tonus otot menurun, mengakibatkan mual dan kontipasi.
1.     Perubahan janin
1)      Pada kahamilan 7 minggu rahim kurang lebih sebesar telur itik
2)      pada kehamilan 10 minggu rahim kurang lebih sebesar jeruk keprok
3)      Pada kehamilan 12 minggu rahim kurang lebih sebesar kepalan tangan
1.     Tanda-tanda piscaseck
Pembesaran dan perlunakan pada tempat implantasi
1.     Tanda-tanda hebat
Pada pemeriksaan dalam secara bimanual didapatkan seolah-olah jari-jari yang diluar bertemu dengan jari-jari yang ada didalam, hal ini sebabkan oleh bertambahnya jumlah pembuluh darah pada rahim.
1.     Traktus urinarius
Kehamnilan mengakibatkan uterus membesar dan menekan kandung kemih sehingga didapatkan ibu sering kencing
1.     Kardiovaskuler
1)      Diafragma terdorong kearah atas oleh karena pembesaran uterus posisi jantung pada bagian kiri atas
2)      Kardiak output
a)      Denyut jantung meningkat
b)      Nadi meningkat ± 10-15  x /menit
c)      Filtrasi ginjal meningkat
d)     transportasi oksigen meningkat
1.     Uterus
1)      Pada saat tidak hamil beratnya 35-50 gram, volumenya 10 cc
2)      Pada hamil aterm 1000-1100 gram, volume 5-10 liter
3)      Ismus hipertropi, panjang, lunak
1.     Payudara
Membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus alveoli payudara
1.     Vagina
1)      Peningkatan vaskularisasi
2)      Peningkatan sekresi, berwarna putih dan asam
1.     Respirasi
1)      Estrogen meningkat menyebabkan peningkatan jaringan ikat
2)      Progesteron meningkat menyebabkan penurunan resistensi dengan relaksasi, penurunan otot polos yang memudahkan mengalirnya carbon dioksida dari janin ke ibu
3)      Diafragma tertekan sehingga kurang leluasa bergerak
1.     Muskuluskeletal
1)      Relaksasi persendian
2)      Uterus memanjang mengakibatkan nyeri pada ligamen rotundum
3)      Perubahan postural
a)      Saat pinggang untuk mengibangi lordosis dan tarikan tulang belakang
b)      Sakit anggota bagian atas oleh karena bahu dan dada terdsorong kedepan
1.     Kulit
Oleh karena pengaruh estrogen, kulit mengalami hiperpigmentasi, kloasma, linianigra dan strie gravidalum

1.     Trimester II (12-28 minggu)
Perubahan fisiologis
1.     Uterus
1)      uterus membesar, hipertropi sel-sel otot
2)      dinding uterus tipis dan lunak
3)      fetus dapat di palpasi pada abdomen
4)      uterus jadi bentuk ovale
5)      Adanya kontraksi” braxson his”
1.     Servik
1)      terus memanjang
2)      Adanya mucous plag
3)      Sel otot hipertropi
4)      Kelenjar serviks aktif
1.     Vagina
1)      Sel otot hipertropi
2)      Mukosa tebal
3)      Adanya lorchea
4)      PH asam : 3,5-6,0
1.     Payudara
1)      Duktus dan alveoli hipertropi
2)      areola dan putting membesar
3)      Mulai ada sekresi kolostrum
1.     Sistem kardiovaskuler
1)      volume darah meluas
2)      Hb menurun akibat eskpirasi plasma lebih besar dari pada sel darah merah
3)      Output meningkat 30-50 %
4)      stroke volume meningkat
5)      tekanan darah sama dan cenderung sedikit menurun
6)      Terjadi hipertropi, supine khusus pada trimerter kedua akhir
1.     Sistem respiratory
1)      Oksigen dalam darah meningkat
2)      Pernafasan lebih dalam
3)      volume darah stabil
4)      Kebutuhan oksigen meningkat
5)      Uterus membesar dan menekan diagfragma menyebabkan sulit/sesak nafas
1.     Sistem Urinary
1)      Perubahan ukuran pada kandung kemih meningkat
2)      udema fisiologis pada kandung kemih
3)      frekuensi berkemih menurun
4)      Dilatasi ginjal dan ureter
5)      Ibu rentang terhadap infeksi traktus urinarius
6)      Filtrasi glomerolus meningkat 50 %
7)      Aliran plasma renal meningkat
8)      Ekskresi glokosa, polipeptida, elektrolit dan vitamin yang larut dalam air meningkat
1.     Sistem muskulus keletal
1)      Pusat graviti berubah sebagai akibat membesarnya uterus, lordosis fisiologis
2)      Kram pada kaki
1.     sistem integumen
1)      Hiperpigmentasi terutama pada putting dan perinium
2)      adanya linianigra
3)      vaskuler adanya palmar eritema
4)      rambut menjadi lebih halus
5)      Kuku lebih lunak dan tingkat pertumbuhan meningkat
1.     Sisten gastrointestinal
1)      Mulut dan gigi
Hiperimia, sensitif terhadap zat iritan
2)      Esofagus dan gaster
a)      Kapasitas lambung menurun
b)      sekresi asam hidroverolik dan pepsin dalam lambung menurun
3)      Liver
Meningkatnya serum phospotase, menurunnya albumin dan globulin
4)      Pankreas
a)      Hipertropi, hiperplasia dan hiperaktif yang sering terjadi pada sel-sel beta
b)      Kebutuhan fisiologis kehamilan, pencetus diabetus gestasional
5)      Intestinal
Pengosongan lambung meningkat
Absorbsi  nutrien dan air meningkat
1.     Sistem endokrin
1)      Pituitary
Sekresi hormon luteinising dan folikel stimulating hormon
Prolaktin meningkat
2)      Tiroid
a)      Vaskularisasi meningkat
b)      Meningkatnya T3 dan T4
c)      BMR meningkat
3)      Paratiroid
Hiperplasia, sekresi hormon meningkat
4)      Adrenal
a)      Sekresi adenocorticotropik hormon (ACTH) meningkat
b)      Level kortisol meningkat
c)      Level aldesteron meningkat
5)      Plasenta
Fungsi utuh dan komplek

Perubahan Psikologis
1.     Reaksi – reaksi psikologis dan fokus perhatiannya, perasaan “Well being” menyadari bahwa kehamilan akan mudah dikenal orang lain.
2.     Penerimaan terhadap kehamilan.
“Ambivalence” sebagian besar dapat teratasi dan kehamilan dapat diterima.

1.     Maternal role atteinment
Reflikasi berlanjut, peran model yang diperlukan untuk pergerakan janin, internalisasi dan fantasi.
1.     Fantasi
Berlanjut, membantu untuk mengenal perannya.
1.     Hubungan dengan ibu
Semakin erat dan penting, tukar pengalaman, perlu penerimaan ibunya yang membutuhkan support.
1.     Hubungan dengan janin
Sadar dengan adanya pergerakan janin, memulai perilaku kontak dengan janin, gerak janin diartikan sebagai “Bentuk komunikasi yang rutin”.
1.     Body image
Janin merupakan bagian yang terpisah dari ibu, tanda-tanda kehamilan mulai dapat diobservasi.
1.     Waktu dan jarak
Kehamilan tidak akan lama lagi berakhir, ibu berfokus pada janinnya, ibu mungkin menarik diri dari orang lain

1.     Trimester ketiga ( 28 minggu – kehamilan berakhir / 38-42 minggu )
Perubahan fisiologis
1.     Sistem reproduksi
1)      Uterus
Ukuran bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis, kontraksi “broxon hicks” semakin jelas.
2)      Serviks
Effousment, pengeluaran mukosa.
3)      Vagina
Hiperemia, pertumbuhan laktobual, leukhorea
4)      Payudara
Membesar, tegang, colusterum keluar.
1.     Sistem kardiovaskuler
1)      COP meningkat 40 %
2)      volume darah ibu meningkat 30 – 50 %
3)      HR meningkat 15 kali/menit
4)      Stroke volume meningkat
5)      Kerja kardiovaskuler meningkat sangat beresiko pada ibu dengan masalah jantung
1.     Sistem pernafasan
1)      Diafragma tertekan karena pembesaran uterus keatas
2)      Iga-iga ekspansi
3)      Kebutuhan oksigen meningkat
1.     Sistem perkemihan
1)      Dilatasi kaliks renal, filtrasi glomerolus meningkat
2)      Frekwensi miksi meningkat
3)      Kosentrasi albumin plasma menurun
1.     Sistem muskuloskeletal
Lordosis, sulit berjalan, rebas – rebas ekstremitas
1.     Sistem integumen
1)      Strie semakin terlihat, pigmentasi meningkat
2)      Rambut tipis dan rontok
3)      Kuku cepat tumbuh dan mudah patah
1.     Sistem gastrointestinal
1)      Mulut dan gusi hiperemia, gusi sangat sensitif
2)      Gastrik refluks, kapasitas gaster menurun
3)      Mobilitas intestinal menurun, rentan terhadap konstipasi
1.     Sistem endokrin
1)      Pituitary
Prolaktin meningkat, oksitosin meningkat
2)      Tiroid
BMR meningkat
3)      Plasenta
Fungsi maksimal

Perubahan Psikologis Ibu
1.     Penerimaan terhadap janin meningkat
2.     Fantasi terhadap perubahan peran
3.     Rasa cemas akan keadaan janin meningkat
4.     Fokus perhatian pada persalinan
5.     Menaruh perhatian pada persalinan

Perubahan Psikologis Ayah
1.     Butuh perhatian, kecemasan meningkat, merasa kehilangan, personal freedom, covvod sindrom berat
2.     Parent hood, fantasi, bicara dengan  calon ayah lain

G.    PENGKAJIAN
Pengkajian dasar pada klien:
1)      Aktifitas dan istirahat
a)      Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu pertama. Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu kehamilan akhir
b)      Denyut nadi meningkat 10-15x/menit
c)      Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume darah
d)     varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester III
e)      Episode sinkope
2)      Integritas Ego
a)      Menunjukkan perubahan persepsi diri
b)      Body image rendah
3)      Eliminasi
a)      Perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi
b)      Peningkatan frekuensi berkemih
c)      Peningkatan berat jenis urin
d)     Timbulnya hemoroid
4)      Makanan dan Cairan
a)      Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi
b)      Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada trimester II &III
c)      Membran mukosa kering, hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi perdarahan
d)     Hb dan Ht rendah, mungkin di temui anemia fisiologis
e)      Glukus dan edema


5)      Nyeri dan Ketidaknyamanan
a)      Kram kaki
b)      Nyeri tekan dan bengkak pada payudara
c)      kontraksi brakson hicks setelah 28 minggu
d)     Nyeri punggung
6)      Pernafasan
a)      Mukosa nampak lebih merah dari biasanya
b)      frekwensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi uterus
c)      pernafasan thorakal
7)      Keamanan
a)      suhu tubuh 36 – 37ºC
b)      DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 –20 minggu
c)      gerakan janin terasa pada usia kehamilan 20 minggu
d)     Quickening pada usia kehamilan 16 – 20 minggu
e)      Ballotement ada pada bulan ke 4 dan ke 5
8)      Sexualitas
a)      Berhentinya menstruasi
b)      Perubahan respon / aktifitas seksual
c)      Leukhorea
d)     Peningkatan secara progresif ukuran uterus
e)      Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola
f)       Perubahan pigmentasi kloasma, lineanigra, palmaleritema, spindernevi, strie gravidarum
g)      Tanda-tanda hegar, chadwick positif

9)      Interaksi sosial
a)      Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi
b)      Tahap maturasi / perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor kehamilan
c)      Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional
10)  Penyuluhan/ Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, dan keadaan ekonomi
11)  Pemeriksaan Diagnostik
a)      Darah : Hb, golongan darah, skrening HIV, hepatitis
b)      skrening untuk TBC paru, tuberubela
c)      tes serum HSG

H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.     Trimester I
1.      Risiko tinggi terhadapperubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan nafsu makan, mual, muntah
2.      Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan hormonal
3.      Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan yang berlebihan ( muntah )

1.     Trimester II
1.      Risiko tinggi terhadap perubahan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, respon orang lain
2.      Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan pergeseran diafragma karena pembesaran uterus
3.      Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius dan higienis buruk
2.     Trimester III
1.      Perubahan pola seksual berhubungan dengan  perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan
2.      Kurangnya pengetahuan ( kebutuhan belajar ) mengenai persiapan untuk persalinan / kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya pengalaman, kesalahan interprestasi informasi

I.  Rencana Asuhan Keperawatan
Trimester 1
1.     Resiko tinggi terhadap perubahan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan, mual atau muntah
Hasil yang di harapkan
1.     BB Menjelaskan komponen diet seimbang prenatal
2.     Mengikuti diet yang dianjurkan
3.     Mengkonsumsi suplemen zat besi atau vitamin sesuai   resep
4.     Menunjukkan penambahan yang sesuai
Intervensi
1.     Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang dengan mengunakan batasan 24 jam.
2.     Berikan informasi tertulis atau verbal yang tepat tentang diet prenatal an suplemen vitamin atau zat besi setiap hari
3.     Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai budaya dan hal-hal yang tabu selama kehamilan
4.     Timbang BB klien pastikan BB pregravida biasanya
5.     Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual dan muntah
6.     Pantau kadar HB atau HL
7.     Tes urin aleton, albumin dan glukosa
8.     Ukur pembesaran uterus
Kolaborasi
Buat rujukan sesui indikasi

1.     Ketidak nyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
Hasil yang di harapkan
-       Menerima tanggung jawab untuk menghilangkan ketidak nyamanan
-       Melaporkan hasil penatalaksanaan ketidak nyamanan
Catat adanya rasa tidak nyaman
1.     Evaluasi derajat ketidaknyamanan selama pemeriksaan internal
2.     Tekankan pentingnya menghindari manipulasi putting berlebihan
3.     Intruksikan penggunaan kompres es, panas atau anestesi lokal ajari cara untuk memasukkan kembali hemoroid dengan penggunaan jari yang di beri pelumas. Anjurkan diet tinggi serat buah dan sayuran. Anjurkan mandi Anjurkan secara perodik meningikan bokong dengan bantal
Kram kaki :intruksikan untuk posisi dorso fleksi telapak kaki diekstensikan serta menggurangi makan keju dan susu.
1.     Lokhea : anjurkan mandi teratur dan perawatan perneal, menggunakan celana dari katun, dari tepung kanji untuk mengabsorbsi
Hindari penggunaan bedak talk
1.     Mual atau muntah :anjurkan untuk meningkatkan asupan karbohidrat saat banggun tidur ,makan sedikit tapi sering dan hindarkan bau-bauan yang menyengat
2.     Hidung yang tersumbat anjurkan penggunaan udara yang di lembabkan dan hindari semprotan nasal dan obat yang menghilangkan mampet
3.     Kaji tingkat kelelahan dan sifat dasar komitmen keluarga/pekerjaan.
Kolaborasi :
Penambahan suplemen kalsium per hari

1.     Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan (muntah)
Hasil yang diharapkan :
-       Menurunkan keparahan mual dan muntah.
-       Mengkosumsi caiarn dalam jumlah cukup per hari
-       Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi yang memerlukan tindakan
Intervensi
1.     Auskultasi DJJ
2.     Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah
3.     Tinjau ulang riwayat medis lain (ulkus peptikum, gastritis, kolesistisis)
4.     Anjurkan klien mempertahankan masukan/ haluaran cairan, tes urin dan penurunan BB per hari
5.     Kaji suhu dan turgor kulit membrane mukosa dan tekanan darah, masukan dan haluaran urin, timbang BB klien dan bandingkan dengan standar
6.     Anjurkan meningkatkan masukan cairan (minuman) berkarbonat, makan 6x/hr dengan jumlah yang sedikit dan makan tinggi serat (popcorn,roti sebelum tidur)

Trimester II
1.     Risiko tinggi terhadap gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi perubahan biofisik, respon orang lain
Hasil yang diharapkan :
-       Menggunakan adptasi secara bertahap untuk mengubah citra tubuh
-       Mendemonstrasikan citra tubuh positif dengan mempertahankan kepuasan penampilan keseluruhan berpakaian dengan pakaian yang tepat dan berhak tinggi.
Intervensi
·        Kaji sikap terhadap kehamilan, perubahan bentuk tubuh
·        Mendiskusikan perubahan aspek fisiologis dan respon klien terhadap perubahan.
·        Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat hamil.
·        Diskusikan metode perawatan  kulit dan berias, menggunakan kaos kaki penyokong pemeliharaan postur dan program latihan sedang.
·        Rujuk pada sumber lain seperti konseling dan kelas-kelas menjadi orang tua.
2.     Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diafragma dank arena pembesaran uterus.
Hasil yang diharapkan :
-    Melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.
-    Mendemonstrasikan perilaku yang mengobtimalkan fungsi pernafaskan.
Intervensi :
1.     Kaji status pernafasan (sesak nafas, kelelahan)
2.     Pantau masalah medis sebelumnya (alergi, asma, TBC).
3.     Kaji kadar Hb/Ht, tekankan pentingnya suplemen vitamin.
4.     Berikan nformasi tentang rasional kesulitan bernafas dan program aktivitas/latihan yang realistis. Anjurkan untuk meningkatkan istirahat, tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu dan latihan ringan seperti berjalan.
5.     Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan klien untuk mengurangi masalah, missal postur yang baik, hindari merokok, makan sedikit tapi sering, posisi semi fowler.
3.     Risiko tinggi terhadap infeksi saluran kemih berhubungan dengan statis urinarius praktik hygiene yang buruk.
Hasil yang diharpkan :
-       Mengidentifikasi perilaku yang dapat menurunkan statis urin.
-       Menyebutkan tanda dan gejala yang memerlukan evaluasi intervensi.
-       Bebas dari tanda dan gejala infeksi.
Intervensi :
1.     Berikan informasi tentang tanda infeksi saluran kemih. Tekankan perlunya melaporkan tanda-tanda infeksi pada pemberi pelayanan kesehatan serta tidak minum obat sampai pemberitahuan selanjutnya.
2.     Tekankan perlunya mencuci tangan secara teratur/menyeluruh sebelum dan saat memegang makanan serta setelah toileting.
3.     Anjurkan klien minum gelas 6-8gelas ciran per hari.
4.     Anjurkan klien mempraktikan latihan kegel sepanjang hari.
5.     Anjurkan penggunaan celana dalam dari katun dan hindari mandi dengan menggunakan bath bila klien mempunyai riwayat ISK.
Kolaborasi :
-       Sample urin untuk pemeriksaan mikroskopik ph.
-       Lekosit, kultur dan sensitifitas.

Trimester III
1.     Perubahan pola seksual berhubungan dengan perubahan hasrat seksual, ketidaknyamanan salah pengertian/merasa takut.
Hasil yang diharapkan :
-       Mendiskusikan masalah yang dengan hubungan isu-isu seksualitas pada trimester III.
-       Mengekspresikan kepuasan bersama dengan hubungan seksual.
Intervensi :
1.     Kaji persepsi pasangan terhadap hubungan seksual.
2.     Anjurkan pasangan untuk berdiskusi secara terpisah dan terhadap satu sama lain tentang perasaan dan masalah yang berhubungan dengan perubahan pada hubungan seksual, berikan informasi tentang kenormalan perubahan.
3.     Berikan informasi tentang metode-metode alternative untuk mencapai kepuasan seksual dalam pemenuhan kebutuhan keintiman.
4.     Anjurkan pilihan posisi untuk koitus selain dari posisi diatas.
5.     Anjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takut yang dapat menurunkan hasrat untuk koitus.
Kolaborasi :
-       Rujuk konseling bila masalah tidak teratasi.

1.     Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai persiapan untuk persalinan/kelahiran perawatan bayi berhubungan dengan kurangnya pemajanan/pengalaman kesalahan interprestasi informasi.
Hasil yang diharapkan :
-       Mendiskusikan perubahan fisik/psikologis berkenaan dengan persalinan.
-       Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dapat untuk mendapatkan informasi tentang perawatan bayi.
-       Mengungkapkan kesiapan untuk persalinan/kelahiran bayi.
Intervensi :
Berikan informasi tentang perubahan fisik/fisiologis normal berkenaan persalinan.
Berikan informasi tertulis/verbal tentang tanda-tanda awitan persalinan, bedakan antara persalinan palsu dan benar, diskusikan tahap-tahap persalinan.
Berikan informasi verbal/tertulis tentang perawatan bayi, perkembangan dan pemberian makanan, kaji keyakinan budaya.
Lakukan orientasi terhadap rumah sakit dan rumah bersalin.



DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. (2001).Kapita selekta  penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC.
Haen Forer. (1999). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.
Donges, RE.(2001). Rencana Perawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Muchtar Rustam.(1998). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung: Elemen.

 erawatan Maternal / Bayi Edisi 2. Jakarta: EGC.
Muchtar Rustam.(1998). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2. Jakarta: EGC.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology. Bandung: Elemen.