Monday, December 14, 2020

Cerpen islami.." Mama.. papa..Aku Siap Masuk Pesantren " , oleh : Muhammad Wafiq Ismail


 MAMA...PAPA...AKU SIAP MASUK PESANTREN

Oleh : Muhammad Wafiq Ismail

SINOPSIS

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu. Pembaca yang budiman. Cerita islami pendek
ini kutulis berdasarkan kisah nyata dalam tokoh utama cerita ini. Cerita ini tentang usaha
yang dilakukan oleh tokoh utama dalam berjuang untuk mencapai apa yang diinginkan dan
dicita-citakan. Hingga tulisan ini selesai, bukan berarti kisah ini juga selesai. Kisah ini baru
akan bermula. MAN JADDA WAJADDA. Sepenggal kalimat yang disematkan didalam hati.
Semoga akan berakhir dengan kesuksesan. amin


Aku adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Dua orang saudaraku juga laki-laki. Kami
tinggal disebuah kota di Kabuapten Kampar Provinsi Riau. Sejak mengenal pendidikan, aku
dimasukkan ke sekolah agama oleh mama dan papaku. Sewaktu aku usia 4 tahun, aku
dimasukkan kesekolah PAUD Insan Kamil didaerahku. Umurku lebih 5 tahun, aku
dimasukkan kesekolah TK Qudwatunna dibawah asuhan buya Furqon. Disekolah TK ini aku
bisa membaca, berhitung dan menghafal alqur‟an. Saat kelulusan dari TK ini aku
mendapatkan sertifikat hafiz alqur,an pada juz 30. Alhamdulillah nilainya baik.
Saat usiaku 7 tahun, aku didaftarkan kesekolah dasar oleh papaku. Pilihan utamanya adalah
SDIT Al Badar sebagai pilihan utama. Menurut papa dan mamaku, disekolah tersebut ada
program tahfiznya. Aku masih ingat, papa yang membawa aku mendaftar kesekolah tersebut.
Saat ujian tiba, aku agak sedikit gugup, namun aku berusaha sebaik mungkin agar bisa
menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah ujian tulis, aku diuji membaca alqur,an dan
tahfiz. Saat itu, aku diminta untuk membacakan surat A‟basa. Alhamdulillah aku bisa
menyelesaikan dengan baik. Kulihat wajah papaku gembira saat melihat aku mulus melewati
ujian tersebut. Dalam perjalanan pulang, papaku berkata “ papa sangat menyayangimu dan
bangga kepadamu nak, mudah-mudahan kamu lulus disekolah ini” ujarnya. Aku menjawab
dengan senyum, in shaa allah pa, mudah mudahan iya lulus, sepeda motor pun melaju menuju
rumah kami disiang hari yang terik.
Saat pengumuman kelulusan tiba, aku juga agak gugup. Aku takut dan malu jika tidak bisa
lulus masuk kesekolah tersebut. Namun alhamdulillah, saat pengumuman kelulusan
diberikan, ada namaku pada deretan siswa/siswi yang dinyatakan lulus. Aku sangat gembira
dan senang. Aku menempuh pendidikan di SD Albadar ini dengan banyak pengalaman suka
dan duka. Umi dan abuya disekolahku baik semuanya. Banyak ilmu yang telah aku dapat dari
mereka. Melihat abuya yang baik dan hapal alqur‟an, aku pun mulai bercita-cita untuk masuk
pesantren jika tamat SD ini. Aku belajar sungguh sungguh di sekolah. Berkat kesungguhan
ku dalam belajar, aku selalu mendapat prestasi juara kelas dan mendapat predikat mumtaz
hampir disetiap semester. Disekolah ku, kami diprogramkan untuk selalu menghafal AlQuran mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Meskipun berat, namun aku selalu mengingat
nasehat guruku. Abuyaku berkata :
“Man jadda wa jadda” yang berarti siapa yang
bersungguh-sungguh dia akan mendapat keberhasilan sesuai dengan usahanya. Jadi aku
selalu belajar dan menghafal Al-Quran dengan sungguh-sungguh, meskipun aku akui, aku
belum terlalu hapal semuanya, masih ada juga yang lupa-lupa bacaan saat muroja‟ah, namun
in shaa allah aku akan terus berusaha sebaik mungkin.

Saat terakhirku di SD Albadar tiba. Di tahun 2020 ini aku akan masuk sekolah menengah
pertama.
Ketika ujian disekolah dasar selesai, aku dan beberapa teman akrab kumpul
bersama. Kami saling bercerita tentang keinginan masing-masing setelah tamat dari SD
tersebut. Temanku ada yang memilih masuk SMP ada juga yang mau masuk pesantren seperti
keinginanku. Kami bubar saat azhan jumat disekolah kami dikumandangkan. Aku dan teman
teman segera menuju mesjid dan berwudhu setibanya dimesjid. Saat memasuki mesjid, aku
dan teman teman memilih duduk di shaf kedua. Kupandangi shaf ketiga dan keempat adalah
barisan adik kelasku, kelas 5 dan kelas empat. Kulihat teman teman banyak yang bercerita,
bermain main dan bertengkar. Namun aku tetap diam tanpa suara karena takut dimarahi sama
abuya. Tiba-tiba abuya marah melihat kondisi tersebut, kami disuruh keluar untuk sholat
diluar mesjid. Apes memang, aku yang tidak terlibat juga kena getahnya. Teman
disampingku berkata “ kenapa kita semua nya di keluar kan? Padahal yang ribut shaf ke tiga
(shaf anak-anak kelas 5) ujar temanku dengan penuh kesal. Cepat aku menenangkan dan
berkata “ sudahlah....sabar... orang sabar di sayang Allah ujarku dengan senyum. Balik
temanku berujar, „ kamu pasti marah jugakan? Aku hanya membalas dengan senyuman.
Akhirnya kami shalat jum‟at di kelas bersama teman-teman
.
Satu hari sepulang dari sholat magrib berjamaah, aku dipanggil oleh papa dan mamaku. Aku
ditanya, kemanakah aku akan melanjutkan pendidikan. Awalnya aku menjawab, terserah
mama dan papa. Mana yang terbaik, aku akan ikuti ucapku. Mama menyodorkan kepadaku
sebuah brosur. Tertulis pada bagian atasnya dengan tulisan besar ICBS Boarding School
Payakumbuh. Kuraih brosur dari tangan mamaku dengan cepat. Aku tersenyum dan bertanya
“apa ini ma”?. Mama menjawab, “ baca dulu ujar mamaku. Dari ruang depan kudengar
papaku mengatakan, “itu brosur ICBS dari teman papa. Teman papa yang di Batam, anaknya
sekarang disana sekolah, mana tahu kamu butuh katanya”. Ya..papa ambil. Bagaimana?
Minat ga sekolah disana ujarnya. Aku membaca detail brosur tersebut. “ sangat menarik
gumamku dalam hati”. Pa..bagus sekolahnya kataku, namun biayanya mahal pa ucapku
memelas”. Lantas mamaku ngomong, “ sudah...biaya ga usah dipikirkan, in shaa allah ada
rezeki dari Allah katanya menguatkanku.


Seminggu berlalu, tiba-tiba mamaku menyampaikan bahwa, besok hari sabtu kita akan
kunjungi ICBS katanya. Mataku berbinar mendengar hal tersebut. Tak kuduga besarnya
dukungan dari orangtuaku. Benar saja, sekolah ini persis dengan yang ada dalam brosur.
Bagus, bersih dan rapi. Kami bertemu dengan pak satpam yang ramah. “Selamat sore pak,
ada yang bisa dibantu ujarnya”. Papaku menjawab, “kami mau lihat-lihat sekolah ini, apakah
boleh masuk? Dengan serta merta pak satpam menganggukkan kepala, silahkan pak, namun
hari ini libur dan ada beberapa pegawai didalam kantor ujarnya. Sembari mama ku menemui
pegawai sekolah, aku dan adikku yang berusia 7 tahun menyempatkan diri untuk melihat lihat
dan berlari-lari. Kuintip ruang kelas dari jendela. Ku bergumam...mmm lumayan, berbeda
dengan sekolahku sebelumnya. Setelah meninggalkan ICBS kami melanjutkan perjalanan
sambil menikmati indahnya kota payakumbuh. Dalam perjalanan papaku bertanya; “
bagaimana sekolahnya? Mau lanjut disini? Katanya. Tanpa berpikir panjang aku menjawab; “
iya pa”. Kulihat senyum diwajah mamaku mendengar ucapanku.

Waktu berjalan dan hari ujian masuk ICBS semakin dekat. Aku harus rajin belajar agar bisa
lulus. Aku belajar dan belajar terus hingga larut malam hingga jam dinding menunjukkan
pukul 23:39 wib. Mama ku datang menghampiri dan memintaku untuk tidur. “ Nak... tidur
lah katanya. Ku menjawab “ ya ma..sebentar lagi, nanggung 1 Bab lagi ma. Di balik pintu
kudengar mamaku berujar untuk kedua kalinya, tidurlah anak. Segera ku kemasi buku
pelajaran dengan cepat. Ku matikan lampu, menarik selimut dan berharap agar bisa segera
tertidur. Aneh.., mataku ga bisa tidur, aku risau memikirkan untuk ujian besok pagi, takut
tidak lulus. Kuberdoa dalam hati dan bertawakkal kepada Allah seraya berdoa “ ya Allah aku
ingin sekali masuk sekolah ICBS, Ya Allah aku berserah diri kepada mu, mudahkan
urusanku, amin. Ntah jam berapa aku terlelap. Subuh menjelang, mama membangun kan ku
dan memintaku agar bersiap untuk kemesjid menunaikan sholat subuh. Ini memang sudah
menjadi kebiasaan kami sekeluarga untuk menunaikan sholat lima waktu diusahakan
dimesjid. Jarak dari rumahku ke mesjid memang tidak terlalu jauh, sehingga kami merasa
senang mengikuti ayunan langkah mama dan papa. Sekali kali adik kecilku menggodaku
dengan mencubit tanganku saat kami berjalan beriringan. Berbeda dengan abangku, beliau
sudah duduk disemester 3 universitas, bawaannya
cool dan dewasa. Agak segan
mencandainya, takut abang marah. Setelah pulang dari mesjid, mama memintaku untuk
bersiap-siap mandi dan berpakaian. Kulihat mama sibuk didapur menyiapkan sarapan pagi. “
ayo cepat nak, sarapan, kita harus cepat, nanti terlambat ujiannya ujar mamaku”. Setelah

mandi dan berpakaian, ku duduk persis didepan papaku saat menyantap nasi goreng yang
dibuat mamaku. Papa berpesan, ujiannya nanti santai, jangan tergesa gesa, telaah soal dengan
baik dan berdoa ucapnya dengan senyum. Aku membalas dengan anggukan kepala tanda
meng iyakan ucapan papaku.

Setelah sarapan, kami langsung masuk kedalam mobil. Aku, mama, papa dan adik kecilku.
Sebelum nya aku pikir ujiannya di payakumbuh ternyata di Pekanbaru. Didalam hati ku
berkata; Aku bisa, aku telah belajar dengan giat, bertawakkal dan berdoa. kamu bisa ujarku
dalam hati. Setibanya di tempat ujian, orang sudah ramai dan aku juga bertemu dengan teman
sekolah ku, Ihsan. Kami diminta untuk duduk dimeja masing-masing. Setibanya di tempat
duduk saya di berikan kertas pensil dan Aqua. Kemudian Ada ustad yang berceramah
memberi kata sambutan, saya salut dengan abang-abang berbahasa arab dan inggris dalam
memandu acara tersebut. Pada saat itu juga diputar video tentang kawasan sekolah ICBS.
Setelah itu kami diberikan kertas soal. Sebelum mengerjakannya saya membaca doa dan
langsung mengerjakan soal dengan teliti. Setelah ujian tulis selesai, saya ujian baca al qur‟an.
Saya juga diminta membaca surat Al-Muluk tanpa melihat mushaf. Tahap berikutnya, giliran
mama dan papa yang wawancara dengan ustad. Cukup lama mereka diwawancara lebih
kurang 15 menit. Setelah menyantap makan siang yang telah disediakan, kami pun pulang.
Dalam perjalanan pulang, mamaku betanya;” bagaimana ujiannya? Bisa?mujarnya. aku tak
banyak komentar, cukup kujawab in shaa allah ma. Kurasakan agak capek dan kelelahan,
barangkali karena stres menghadapi ujian tadi. Tak tahu saya terlelap dan tanpa terasa,
perjalanan yang jauh serasa dekat. Mama membangunkanku saat kami sudah tiba dirumah.
Waktu yang ditunggu datang, pengumuman kelulusan pun tiba. Alhamdulillah untuk kedua
kalinya namaku masuk kedalam daftar siswa yang diterima untuk lanjut bersekolah di ICBS.
Aku gembira sekali . kupeluk mama dan papaku, ku berkata...mama..papa..aku sudah siap
untuk masuk pesantren, aku siap menjadi santri. Air mataku berlinang karena bahagia. Air
mata itu juga berlinang karena mengingat sebentar lagi aku takkan dengan mereka lagi. Aku
akan menjalani hijrah. Hijrah dalam menuntut ilmu untuk bekal di akhirat nanti.

Dalam tulisan ini juga aku goreskan tentang harapan mamaku kepadaku, “ suatu malam
beliau berkata; “mama mewakafkanmu untuk menuntut ilmu agama, belajarlah yang
sungguh, jadilah kamu sebagai anak yang membawa kami ke surga ujarnya. “dadaku tiba-tiba
sesak mendengar ungkapan itu, dan bulir air mata itu mengalir disudut pipiku. Akupun

terisak, aku berpikir, akankah aku bisa? Namun yang menguatkanku, kalimat abuyaku “
MAN JADDA WAJADDA”. In shaa Allah. Goresanku tentang sosok papaku adalah, beliau
seorang yang alim dan sholeh. Papa selalu membantuku belajar ketika mamaku sibuk.
Mamaku juga seorang pendidik. Mama dan Papa mengajar saya dengan sungguh-sungguh.
Kami selalu shalat dimesjid, mengaji, belajar dan papa selalu mengartikan ayat-ayat al quran
yang dibaca nya selepas magrib. Jadi kami bisa tahu arti dari ayat tersebut. Aku selalu
meminta bantuan papa untuk mengartikan ayat Al-Quran dan hadist. Akankah aku bisa
mewujudkan impian mereka? Sekali lagi aku bulatkan tekad, mama..papa..aku siap untuk
masuk pesantren dan siap untuk menjadi santri 😍

Video Menghitung Taksiran Berat Janin


Saturday, March 9, 2019

MiLaD SAliMaH ke 19 th

Sabtu 9 Maret 2019 bertepatan tanggal 2 Rajab 1440 H, Pengurus wilayah persaudaraan muslimah (PW Salimah Riau) menggelar acara milad Salimah ke 19th dengan tema "Optimalisasi Wakaf untuk kemaslahatan umat".

Dalam acara ini pada hari pertama menampilkan festival SAliMaH bersholawat tingkat Provinsi Riau yang diikuti oleh  9 grup dari Kabupaten-kota se provinsi Riau dan 3 grup dari Kota Pekanbaru. Dari Kabupaten Kampar lomba ini diwakili oleh Grup Rebana ARRaHiM Bangkinang utusan Salimah PD Kampar yang diketuai oleh ibu Ns. Apriza, M.Kep yang beranggotakan 12 orang.

Pada hari kedua diadakan seminar kecantikan healthy, inside, beauty outside dengan pembicara bapak H. Sofian Siroj, LC, MM (pakar syariah), dr. Yuni Eka Anggraini, M.Med, M.Sc, SpLK (pakar kecantikan), Drs. syarmida, Apt.(BBPOM)

Dalam sambutannya bapak H. Mansur Hs, anggota legislatif Provinsi Riau mengapresiasi kegiatan kegiatan yang telah dilakukan oleh Salimah di tengah masyarakat. Salimah mampu berperan dalam meningkatkan kepedulian pada kaum perempuan, anak dan keluarga Indonesia.

Harapan dan doa agar grup rebana ArraHim bisa tampil maksimal dan bisa unggul dalam lomba ini.
💪😊😊




Wednesday, February 27, 2019

PeNgesaHan RAT UP 2019 dan ECO Friendly Campus

Agenda utama Rapat pimpinan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai hari ini 27 Februari 2019 adalah pengesahan RAT UP tahun 2019. Pertemuan ini dihadiri oleh rektor, warek I dan warek II serta jajaran pejabat di lingkungan universitas pahlawan Tuanku Tambusai, dalam kesempatan ini juga dihadiri oleh sekretaris yayasan pahlawan Tuanku Tambusai bapak Ir. H. Basri Rasyid, MT.

Dalam kesempatan ini juga mensosialisasikan konsep icon UP kedepannya menjadi ECO Friendly Campus. Konsep ini diusung agar UP menjadi kampus yang ramah lingkungan, serta menjadi campus agrowisata

Semoga niat dan cita cita ini bisa tercapai
UP bisa..✊✊